Kapal Nelayan
|
Dermaga yang dipenuhi kapal nelayan. |
Definisi Kapal Nelayan
Beragam Jenis Kapal Nelayan
Beragam jenis
kapal nelayan digunakan dalam penangkapan ikan komersial.
Jika kita mengacu pada FAO, di tahun 2004 setidaknya terdapat 4 (empat) juta
kapal nelayan komersial. Sekitar 33% diantaranya adalah kapal dengan geladak dan rata-rata kapal bergeladak ini telah termekanisasi, serta 40.000 diantaranya bobotnya diatas 100 ton. Sekitar 67% atau 2/3 dari empat juta kapal itu adalah
kapal nelayan tradisional dengan berbagai tipe, yang dikendalikan dengan layar dan dayung. Perahu yang dimaksud biasanya digunakan oleh para nelayan tradisional.
Ukuran besarnya perahu itu sangat bervariasi, selain itu tujuan penggunaannya juga tidak selalu untuk menangkap ikan.
Pada era tahun 1950an, tidak banyak standardisasi
kapal nelayan. Model bisa memiliki variasi yang berbeda, kebanyakan perahu nelayan terbuat dari kayu.
|
Gambaran Nelayan Zaman Dahulu |
Kapal Nelayan (penangkap ikan) terdahulu yaitu kano, rakit dan perahu dibuat dari rangka kayu yang dibalut dengan kulit kayu atau kulit hewan. Menurut sejarah arkeologi pernah menemukan
perahu tertua yaitu sebuah kano dari
Zaman Neolitik diperkirakan sekitar 7.000-9.000 tahun silam.
Kano ini terbuat dari batang pohon konifer yang dibuat dengan cara melubangi batang pohon itu dengan memakai alat batu sederhana.
|
Perahu Kayu Nelayan Songo Mozambik Afrika |
Sebuah perahu yang terbuat dari anyaman batang rumput dan dilapisi tar yang bisa dipakai berlayar dilautan juga ditemukan di Kuwait. Kemampuan kapal-kapal ini masih terbatas, sekedar untuk bergerak dan mengapung di atas permukaan air tapi belum mampu dipergunakan terlalu jauh dari bibir pantai.
Perahu-perahu ini hanya digunakan untuk berburu dan menangkap ikan.
Sekitar 4.000 tahun sebelum masehi, bangsa Mesir kuno telah mampu membangun perahu panjang yang digerakkan dengan cara didayung oleh beberapa manusia. Selanjutnya pembuatan perahu semakin berkembang setelah ditemukannya layar yang terbuat dari kapas yang ditenun sehingga
kapal bisa melaju lebih cepat dengan memanfaatkan kecepatan angin.
Kemudian
kemampuan mereka semakin berkembang dengan membangun perahu yang lebih besar yang digunakan untuk menyebrangi lautan yang dikendalikan dengan cara didayung serta memanfaatkan kecepatan angin sekaligus.
Kemudian 3000 tahun sebelum masehi, bangsa Mesir telah mampu menyusun papan kayu menjadi lambung kapal dan juga menggunakan rumput Cyperus papyrus dan rerumputan lainnya sebagai pengikat untuk menyatukan papan-papan dan menyumbat lubang di antara papan kayu. Kapal Khufu dibangun dengan cara ini.
Lanjutkan membaca